Anak Saya di Diagnosa ADHD, Apa Dan Bagaimana Bisa Demikian ?

ADHD, attention defisit hyperactive disorder

Yang saya pahami adalah bahwa anak saya mengalami kesulitan sosialisasi di lingkungan baru nya. Salah saya sebagai orang tua, itu pasti. tetapi saya tak mungkin tenggelam dalam penyalahgunaan pikiran ini.

Hiperaktif
Picture Designed By Freepik
Anak saya  masuk SD di umurnya yang baru 6 tahun, pengalaman ketika dulu masuk TK, tidak mudah adaptasi itu pasti. Saya menunggu kesadarannya untuk bersekolah secara alami mulai dari 2 minggu sejak masuk, 1 bulan, hingga 3 bulan, anak saya masih saja enggan untuk ke sekolah.

Setiap kami bangun pagi harus di rayu, di bujuk, bahkan di paksa atau di ancam supaya dia mau sekolah. Dan pada hari-hari tertentu saya sangat kesulitan, misalnnya hari Senin, Selasa, sampai akhirnya hari Rabu, Kamis dan Jumat dengan previllage bahwa besoknya libur,, anak saya mau bersekolah dengan sukarela.

Dan itu selalu dan selalu berulang setiap minggunya. Sampai pada akhirnya saya mendapat panggilan dari guru kelas dan wali kelasnya. 

"Anak saya suka memukul, tidak mau mengerjakan tugas dan sering mengganggu yang lain"
 Panggilan ini yang pertama sejak 3 bulan anak saya mulai bersekolah, kemudian saya menenangkan sang guru dan menyatakan bahwa karena anak saya masih sangat muda usia dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Hingga 3 bulan kemudian saya dipanggil lagi dengan keluhan yang sama, saya mulai bingung.. ada apa dengan anak saya. Saya intropeksi diri saya, karena mungkin saya juga pernah memukul, karena saya mungkin juga pernah marah, membuat anak saya terluka sehingga dia melampiaskannya di sekolah.

Tapi saya perhatikan lagi perilakunya di rumah, anak saya berbuat hal yang sama pada adik perempuannya,, ini ada sesuatu pasti.

Saya pernah membawa anak saya ke hypnoterapi, disana anak saya diajak bicara dan diberikan sugesti untuk tidak memukul lagi,, tapi pada saat di terapi, anak saya cenderung tidak relax, sehingga katanya sugestinya kurang berpengaruh. Dan itu benar,,,

Seperti orangtua yang kebingungan, akhirnya saya menemukan psikolog yang mau menjawab pertanyaan saya melalui WA, dia menyarankan agar anak saya dibawa ke klinik tumbuh kembang, daripada langsung ke psikolog anak.

Jadilah saya mendaftar dan harus menunggu selama 3 bulan untuk bertemu dengan tim dokter. Dan penantian itu saya lalui dengan sabar akhirnya ..

Ini pertama kalinya saya datang ke klinik tumbuh kembang, dan ada 2 dokter senior yang saya temui disana, satu dokter anak, dan satu lagi dokter yang pernah saya temui bersama ibu saya karena beliau sakit tulang belakang. Dan ternyata dokter ini ahli terapi fisik katanya. Kurang jelas jenis dokter apa ini dan kenapa jadi tim dokter di klinik tumbuh kembang dan akan memberikan penilaian terhadap anak saya.

Dan benarlah, anak saya diminta melakukan aktivitas fisik tertentu, yang sepertinya untuk melihat keseimbangan motorik fisiknya. Ada seperti bermain bola, berjalan lurus, dsb. Saya dan suami pun diberikan pertanyaan pertanyaan terkait kebiasaan fisik dan perilakunya selama ini dan harus mengingat apakah itu pernah dilakukannya sejak dia kecil atau berlanjut,, dan pertanyaan itu sangat menyulitkan, kami bahkan tak pernah memperhatikan atau menebak nebak jawabannya.

Si dokter anak itu kemudian tanpa sadar berbicara pada dokter satunya, "ADHD ya..," dan satunya menjawab "ADHD banget". Kata kata itu saya dengar untuk pertama kalinya. Kemudian kami orang tua dan anak diminta keluar ruangan dan si dokter bilang dia perlu waktu untuk diskusi.

Diluar saya langsung browsing dan mencoba mencari tahu, apa itu ADHD,,,,, "hiperaktif ", itulah pengertian saya pertama kali. Ooooh.. oke.. saya mencoba tenang dan berpikir positif, hiperaktif bukanlah sesuatu yang aneh menurut saya.

Dokter kemudian mempersilahkan kami masuk ruangan lagi,, dan dengan beberapa kata pengantar,, belum dia bilang, saya sudah menyeletuk "ADHD ya dok ?" Dokter kaget dan bertanya lagi, "kok ibu tahu ?" Tanyanya dengan kaget. "Tadi dokter berbicara dengan dokter itu, dan bilang tentang ADHD", dia terkejut dan tidak mengira bahwa pembicaraan tadi di dengar oleh saya... 

OMG,, ini membuat saya semakin merasa aneh,,, saking seniornya para dokter, dia tidak sadar kalau pembicaraannya di dengar orang lain di ruangan itu. Kemudian dia mengklarifikasi "harusnya ibu tidak dengar".. walah tambah aneh, malah ini membuat saya tertawa,, "bagaimana saya tidak dengar dok, saya ada di ruangan  ini, harusnya tadi dokter berbicara tidak di depan saya "

"Oke oke , ini bukan keputusan saya sendiri ya bu,, ini kesepakatan kami,,,"begitu katanya
"Baiklah dok, jadi apa yang harus saya lakukan selanjutnya " tanya saya

Dokter menyarankan saya membuat janji lagi dengan 2 dokter, di rumah sakit yang sama,, yang satu kemudian saya ketahui, adalah psikologi,,, dan satunya lagi dokter kejiwaan... OMG lagi.. dalam hati.... apakah seburuk itu anak saya ??

Seluruh rasa bercampur aduk saat saya keluar ruangan dan keluar dari klinik, "ADHD ".... sambil menghela nafas.. saya mulai mencari tahu.. apa itu, bagaimana itu,, 

Setidaknya ada satu penyebab yang bisa saya cari tahu tentang anak saya, yang saya percayai bahwa anak saya special, tidak ada yang sakit, tidak ada yang kelainan,, bahkan saya hampir tidak percaya dengan diagnosa dokter itu... jangan jangan tidak pernah ada diagnosa anak normal yang diputuskan jika kita masuk ke klinik tumbuh kembang..  in hanya pendapat saya saja,,, ya yaaah sudah lah... 

Saya tidak bermaksud menyalahkan siapa siapa dan bagaimana. Saya merasa.. saya hanya perlu mencari tahu sendiri apa itu ADHD dan bagaimana  saya membantu anak saya menemukan potensi dirinya yang terbaik.

Cerita selanjutnya, apakah akan membenarkan diagnosa, atau bagaimana,, ???